Renungan Harian Remaja Kolose 3: 22-25. Tak dapat dipungkiri, terkadang kita menjalani aktivitas setiap hari entah itu bekerja, sekolah atau kuliah hanya sebagai rutinitas saja. Rasa bosan dan jenuh tak jarang membuat kita malas bertindak. Padahal sebagai karyawan mungkin berbagi variasi kerja sudah kita coba, tapi tetap saja kita tidak Tanggal: Kamis, 19 April 2018. Bacaan : Kolose 3:5-17. Setahun: 2 Samuel 21-22. Nats: Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, perbuatlah juga demikian. (Kolose 3:13) Roma 6:1-19. b) Kolose 2: 14a: Ia menghapuskan ‘surat hutang’. Lit: ‘hand-writing’ (= tulisan tangan). Calvin beranggapan bahwa bagian ini menunjuk pada penghapusan ‘ceremonial law’ (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan). Alasannya adalah: ceremonial law memang mendakwa / mengancam kita (bdk. Ibrani 10:3). Kolose 3:1-17. Ringkasan Khotbah. Dalam Kolose 3, Rasul Paulus mengajarkan bahwa setiap orang yang lahir ke dunia (kecuali Yesus) dilahirkan dengan sifat berdosa, dan kita memakai pikiran, keinginan, perkataan, dan perilaku yang konsisten dengan sifat itu. Sejak lahir, kita mengenakan kodrat dosa kita dengan perbuatan dosa yang sesuai. Ende: Kol 3:14 - Pengikat. Ini sebagai termasuk kiasan jang digunakan Paulus disini harus dibajangkan sebagai "ikat-pinggang". Maksud seluruh kiasan Paulus disini: Segala sifat jang baik harus menghiasi umat Kristus supaja ia lajak dihadapkan kepada Allah. Ingatlah Kol 1:22. Satimbo timbo ni pangkat ni ina, sagodang godang ni gaji ni ina ingkon hormat jala unduk do ina tu ama ala ama i do ulu ni rumatangga (Ep. 5: 22-23). So tung adong ina na bangga molo boi mangatur angka amantana di loloan natorop, so tung adong ina na las rohana molo boi disurusuru amantana di jolo ni torop jolma, jala so tung adong ina na lPL5tIs. Renungan Harian Kolose 3 23-24 Renungan Harian Kolose 3 23-24. Bayangkan Anda melakukan pekerjaan dari jam 900 pagi sampai 500 malam. Pada hari Sabtu dan menerima uang Rp. kemudian Anda melihat orang tua Anda memberikan uang kepada saudara kandung Anda untuk pekerjaan selama satu jam. Anda akan sangat sedih, bukan? Itulah situasi dalam perumpamaan yang diceritakan Yesus dalam Matius 20. Didorong oleh pertanyaan egois Petrus tentang imbalan dalam Matius 19, Yesus memberi tahu para murid-Nya sebuah kisah tentang seorang pemilik tanah yang kaya yang memiliki kebun anggur. Pagi-pagi sekali, dia setuju untuk membayar beberapa buruh upah sehari yang adil untuk bekerja di kebun anggurnya. Sepanjang hari, pria itu mempekerjakan pekerja tambahan, pada jam 900 pagi, tengah hari, jam 300 sore, dan bahkan jam 500 sore. Ketika matahari terbenam, dia memanggil semua orang untuk membayar mereka. Dimulai dengan pekerja yang bekerja paling sedikit, ia memberi semua orang satu dinar koin mewakili upah satu hari. Ketika para pekerja yang bekerja dua belas jam sehari menerima jumlah yang sama, mereka mulai menggerutu. Mereka pikir mereka pantas mendapatkan lebih. APAKAH ARTINYA? Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Matius 20 13-16. Tanggung jawab kita adalah menggunakan karunia dan kemampuan yang telah Tuhan berikan kepada kita dengan rasa syukur dan bersyukur atas imbalan surgawi. Bagaimanapun, Tuhan tidak berhutang apa-apa kepada kita. Daripada membandingkan diri kita dengan orang lain atau mengeluh tentang keadaan kita dalam kehidupan, kita harus melayani Tuhan dengan sukacita, mengingat berkat-berkat kekal yang menanti semua orang yang dengan setia melayani dia. LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN? Ketika Anda melakukan pekerjaan, sediakan waktu untuk naikkan doa syukur kepada Tuhan untuk banyak berkatnya bagi Anda. TAHUKAH ANDA? Para murid akan cukup akrab dengan kebun anggur karena anggur adalah tanaman penting di Israel kuno. Renungan Harian Kolose 3 23-24 baca juga Bahan Cerita Sekolah Minggu Ester 2 1-23 Ester menjadi Ratu Menurut penelitian, jumlah energi yang dikeluarkan untuk mengayun sebuah pacul ke tanah sama besarnya dengan jumlah energi yang dikeluarkan untuk mengayun sebuah tongkat golf. Namun, seorang pegolf akan merasa lelah jika harus mengayun pacul di sawah. Sebaliknya, seorang petani, pasti merasa sia-sia harus mengayunkan tongkat golf berjam-jam hanya untuk memukul sebuah bola putih yang kecil itu. Ketika kita melakukan sesuatu, yang mengambil peranan penting bukanlah sekedar tenaga yang kita keluarkan atau kewajiban yang kita kerjakan. Yang berperan penting adalah Hati. Motivasi yang lahir dari hati untuk melakukan pekerjaan kita. Itulah yang membuat apa yang kita kerjakan menjadi punya makna. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia Kolo 323. Nasihat ini Paulus sampaikan dalam konteks hubungan antar anggota - anggota keluarga khususnya antara tuan dan hamba. Para hamba mesti bekerja bukan dengan setengah hati tetapi dengan sepenuh hati. Bukan untuk si tuan yang manusia tetapi untuk Tuhan. Bekerja seperti untuk Tuhan akan mendorong motivasi yang lahir dari hati untuk bekerja dengan sungguh - sungguh. Motivasi yang lahir dari hati akan menunjukan apakah kita bekerja dengan sepenuh hati atau setengah hati atau dengan terpaksa? Jika kita mengerjakan sesuatu dengan melibatkan hati atau dengan sepenuh hati maka pekerjaan terasa menyenangkan dan membawa sukacita bagi orang – orang di sekitar kita. Meskipun yang kita lakukan adalah sebuah pekerjaan yang biasa saja di mata orang lain. Tapi kitalah yang memberi nilai tinggi dan memberi manfaat besar bagi pekerjaan itu. Bekerja dengan sepenuh hati merupakan sebuah pilihan. Masing-masing kita memiliki kebebasan untuk memilih mau bekerja dengan sepenuh hati atau tidak? Sebagai contoh; Bapak/Ibu yang bekerja di dunia perbankan mempunyai pilihan apakah Bapak/Ibu mau melayani semua nasabah dengan senyuman ataukah senyuman hanya untuk orang – orang tertentu saja. Apakah Bapak/Ibu mau bekerja dengan jujur ataukah tidak? Bapak/Ibu yang bekerja sebagai tenaga medis juga mempunyai pilihan apakah melayani pasien dengan sentuhan kasih ataukah dengan wajah cemberut? Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Setiap hari bekerja di ladang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa dan putus asa “Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon. Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. “Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini.” Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, “Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.” Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, “Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini.” Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, “Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain”. Pemuda itu akhirnya tersadar. “Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan penuh semangat agar memberi bermanfaat bagi makhluk lain”. Bekerjalah dengan cinta! Bekerjalah dengan sepenuh hati. Dan, ketahuilah, pekerjaan-dengan cinta itu makin mendalam maknanya karena cinta Tuhan kepada kita dan cinta kita kepada Allah–yang terwujud dalam pelayanan kita kepada sesama dan relasi kita dengan semua orang. Kerjakan tugasmu dengan giat; dengan hati dan dalam kuasa Roh Kudus. Jangan sekedar mengerjakan apa yang kau senangi, namun senangilah apa yang harus kaukerjakan. Seorang penebang kayu selalu mengasah kapaknya, seorang pemburu mengencangkan busurnya dan penulis meraut pensilnya. Marilah membaharui peralatan kerja kita karena tidak banyak pohon yang dapat ditebang dengan kapak yang tumpul, tidak banyak buruan yang bisa diperoleh dengan busur yang renta dan tidak ada sepatah kata yang bisa ditulis dengan pensil yang patah. Asahlah motivasi dari hati. Bekerjalah dengan cinta. HAPPY MONDAY!! Tuhan memberkati. _WarOpen, 1803’19_ Post View 19,598 Perbuatan untuk Tuhan Oleh Pdt. Nathanael Channing Kolose 323-25 Tidak ada motivasi yang kuat, teguh, memberi arahan dan tuntunan ke jalan yang benar, dan terus memberi semangat juang yang gigih seperti motivasi yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Kolose, “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” Kolose 323. Paulus menempatkan dirinya sebagai orang yang benar-benar sudah dibeli oleh Kristus dengan harga yang mahal dan sudah lunas dibayar dengan darah Kristus. Oleh karena itu, ia dapat mengatakan bahwa hidupnya kini tak lagi untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Kristus yang tinggal di dalam dirinya. Dalam nasihatnya, ia mengatakan bahwa apa pun yang kita lakukan harus kita lakukan dengan segenap hati dan bukan untuk orang lain atau untuk diri sendiri, melainkan untuk Tuhan. Itulah konsep dasar Paulus di dalam melayani Tuhan, bahkan di dalam menjalani seluruh hidupnya. Ia menyadari bahwa hidup ini adalah dari Tuhan dan untuk Tuhan! Tanggung jawab hidup pada akhirnya bukan kepada manusia, melainkan kepada Tuhan yang telah menebusnya. Demikian pula dengan kita. Apa pun yang kita lakukan dalam hidup ini harus kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Pages 1 2 3 Sepenuh Hati Mentari telah terbit lagi di Timur. Tanda datangnya pagi dan berlalunya malam. Selamat pagi ibu-bapak, oma-opa dan saudararaku yang baik. Puji syukur, Tuhan mengijinkan kita masih menikmati hari yang baru. Bahan refleksi harian Kolose 323 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusiaKolose 323 Saudaraku, suatu waktu ada seorang pengemis yang setiap hari meminta sedikit beras kepada orang yang lalu lalang. Jika malam tiba, ia tidur di tikarnya. Hasil mengemis hanya cukup untuk dimakan di malam hari dan uang buat membeli kayu bakar untuk memasaknya. Dia menjalani hidup seperti itu setiap hari, sampai ia mendengar kabar Raja akan datang ke kotanya. “Tentunya Raja adalah pria yang baik dan suci”, pikiranya. “Dia pasti akan memberiku beragam hadiah bagus. Dia tidak akan cuma memberiku segenggam beras”. Keesokan hari, si pengemis duduk di jalur yang akan dilalui Raja. Suara iring-iringan raja terdengar. Tatkala kereta kuda Raja mendekat, ia maju dan hendak meminta belas kasihan. Di luar dugaannya, sang Raja turun dari kereta, menghampiri dan menyapanya dengan hangat dan rendah hati. Kemudian meminta sedikit beras kepadanya. Ia terkejut dan amat kecewa. Dia miskin dan selalu berjuang untuk hidup malah dimintai bukan diberi. Raja yang berkuasa dan kaya raya malah meminta sedikit dari beras yang dia punya. Dengan ragu, kesal dan kecewa ia berikan berasnya. Ia hitung ada lima butir beras diberikannya kepada Raja. Raja menerima dengan syukur dan berterima kasih, lalu melanjutkan perjalanan. Malamnya, si pengemis menyiapkan makan. Ia melihat ada yang berkilauan di antara berasnya. Ya, ada butiran emas. Dia mengorek lagi, ditemukan lagi empat butiran emas lainnya. Dia memikirkan kembali pertemuannya dengan raja. Ternyata, untuk setiap butir dari lima butir beras yang diberikannya, ia mendapatkan emas sebagai gantinya. Raja telah membalas pemberian yang dilakukannya ragu-ragu dan hati kesal. “ Betapa kejam dan bodohnya diriku. Seandainya saja aku memberikan semua beras yang kumiliki kepada raja”. Saudaraku, tindakan seseorang tidak selalu sepenuh hati. Bisa juga diwarnai keraguan. Ragu-ragu apakah yang dilakukannya hal yang benar. Bisa juga ragu-ragu, apakah tindakannya bermanfaat atau tidak. Terutama tindakan yang diperbuatnya bisa menimbulkan pro dan kotra. Bisa berakibat pada hal setuju atau tidak. Baru setelah tahu hasilnya positif, kesadaran yang murni muncul. Contohnya, Di masa pandemi ini, masih ada dan banyak orang yang awalnya setengah hati untuk divaksin. Bahkan, ada yang mengajak orang lain memprovokasi. Baru, setelah merasakan manfaatnya, sadar divaksin itu sungguh penting dan perlu. Untuk itulah, rasul Paulus memotivasi atau memberi dorongan kepada orang Kristen di Kolose, untuk hal baik maka yang kita perbuat bukan buat manusia tapi untuk Allah. Jadi, atasilah keraguan dalam berbuat baik. Kita berdoa Tuhan, karena Engkau di setiap jaman dan kasih hadir tanpa dapat dihalangi waktu. Ajarlah kami berdoa dan berharap di setiap waktu. Kami juga berdoa buat para balita dan anak-anak. Kami percaya mereka semua hidup dalam kasih-Mu. Jadikan rasa syukur dan kegembiraan hati beserta mereka di hari ini. Tuhan, Kami serahkan mereka yang mengalami pergumulan hidup. Hiburkan dan kuatkan mereka. Kami serahkan mereka yang sakit, baik dirawat di rumah maupun di rumah sakit. Tolonglah mereka satu persatu. Dan hati mereka menjadi lega karena pertolongan-Mu. Seluruh doa ini, kami minta mohonkan dalam nama Yesus. Amin. Oleh Pdt. Supriatno Refleksi Harian Kolose 323 Renungan 17 Apr 2022 Kolose 3 23 Kerjakan Seperti untuk Tuhan Renungan Harian Kolose 3 23 Kerjakan Seperti untuk Tuhan Ada tukang ledeng yang direkrut pimpinan Mercedes Benz untuk bekerja di perusahaannya, sebut saja Mr. Benz. Si bos terkesan dengan pelayanan dan cara bicara tukang ledeng tersebut saat Mr. Benz menggunakan jasanya untuk membereskan kran di rumahnya yang rusak. Cara kerjanya, yang menggunakan hati, mengantarkan tukang ledeng itu menjadi General Manager di Mercedez Benz. Kerjakan Seperti untuk Tuhan Dari tukang menjadi general manager merupakan lesatan karir yang luar biasa, yang tak semua orang bisa alami tetapi sebenarnya bisa dialami setiap pekerja. Belajar dari tukang ledeng tersebut ternyata kunci kesuksesan tidak ditentukan latar belakang pendidikan semata atau seberapa kayanya orangtua kita tetapi karakter kita dalam bekerja sangat mempengaruhi karir diri sendiri. Karakter yang dimaksud adalah bekerja dengan hati. Orang yang demikian pasti hasilnya jauh lebih baik dibanding orang yang bekerja tidak dengan hati. Tanda orang yang bekerja dengan hati, ia akan bekerja sebaik-baiknya dan yang terbaik dari yang ia bisa lakukan, baik ada atasan atau tidak. Inilah yang dimaksud dengan pesan Paulus pada nats. Sebagai pekerja atau pengusaha, hal utama yang harus kita sadari bahwa pertanggungjawaban terbesar kita atas pekerjaan bukan pada manusia melainkan pada Tuhan. Jadi, bekerjalah dengan memberi yang terbaik karena Tuhan adalah Bos kita. Jangan bekerja semata demi materi atau ambisi akan sesuatu, karena itu justru akan menghancurkan diri sendiri. Percayalah saat kita bekerja sungguh-sungguh dan melakukan yang terbaik, Dia pasti akan memberkati kita dengan berkat terbaik-Nya. ys

khotbah kolose 3 23